Hubungan AS-Tiongkok semakin rapuh

BEIJING — Hubungan AS-China terlihat semakin rapuh, kata para analis, setelah balon China yang sekarang jatuh memaksa Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk menunda perjalanannya ke Beijing tanpa batas waktu.

Sementara dugaan balon mata-mata menimbulkan sedikit ancaman nyata, analis menunjukkan tingginya tingkat perhatian publik membatasi seberapa jauh para pemimpin dapat bertindak dalam mengejar gerakan stabilitas. Presiden kedua negara bertemu untuk pertama kalinya secara langsung di bawah pemerintahan Biden sekitar tiga bulan lalu, ketika rencana perjalanan Blinken ke China pertama kali diumumkan.

“Détente AS-Tiongkok yang baru lahir sekarang dalam kondisi kritis, jika tidak sepenuhnya mati, dan setiap détente di masa depan akan sama-sama rentan terhadap penggelinciran oleh politik dalam negeri,” Gabriel Wildau, direktur pelaksana di Teneo, mengatakan dalam sebuah catatan.

“Pertanyaan kuncinya adalah mengapa pemerintahan Biden memutuskan untuk mempublikasikan balon ini tetapi tidak sebelumnya [reported] satu,” kata Wildau. “Jawabannya masih belum pasti, tetapi kami menduga bahwa tidak seperti balon China sebelumnya, pejabat AS percaya yang satu ini pasti akan ditemukan oleh publik bahkan tanpa konfirmasi resmi.”

Perwakilan pemerintah AS tidak segera menanggapi permintaan CNBC untuk mengomentari keputusan untuk mengungkapkan keberadaan balon tersebut kepada publik.

Departemen Pertahanan AS mengatakan seorang pejuang Angkatan Udara AS menembak jatuh balon tersebut pada akhir pekan, setelah awalnya memutuskan untuk tidak melakukannya saat balon tersebut berada di atas daratan AS. Pemimpin Mayoritas Chuck Schumer mengumumkan pengarahan rahasia China dengan semua senator akan diadakan pada 15 Februari.

“Schumer mengungkapkan bahwa kami tahu bahwa begitu balon itu diekspos ke publik, China berusaha mengarahkan balon itu untuk meninggalkan AS secepat mungkin,” kata siaran pers Senat Demokrat, Minggu.

Kementerian Pertahanan Nasional China dan Kementerian Luar Negeri sama-sama menyebut langkah AS untuk menembak jatuh balon itu sebagai “reaksi berlebihan”.

“Apa yang telah dilakukan AS berdampak serius dan merusak upaya dan kemajuan kedua belah pihak dalam menstabilkan hubungan China-AS sejak pertemuan di Bali,” kata Wakil Menteri Luar Negeri China Xie Feng, menurut pernyataan publik yang dirilis Senin dalam bahasa China, diterjemahkan oleh CNBC .

Kementerian luar negeri mengatakan dalam berbagai pernyataan bahwa “pesawat” itu terutama untuk penelitian cuaca dan “menyimpang jauh dari jalur yang direncanakan” karena angin dan kekuatan di luar kendali China.

Sementara diskusi tentang balon – termasuk meme – beredar di media sosial Tiongkok, corong resmi berbahasa Mandarin Tiongkok sejauh ini lebih dibungkam. Sebuah laporan berita malam yang disiarkan negara pada hari Minggu tidak menyebutkan balon itu ditembak jatuh.

“Kedua belah pihak memahami tantangannya,” kata Dali Yang, profesor ilmu politik di The University of Chicago. “Kami mendapatkan komunikasi publik dan mungkin ada nada penyesalan di kedua sisi tentang bagaimana situasi ini berkembang.”

“Saya mendapatkan sentimen juga benar-benar ada upaya untuk menebus waktu yang hilang dari China,” kata Yang. “Itu saja berarti kepemimpinan China akan lebih terkendali dan tidak ingin membiarkan situasi balon ini meledak di luar proporsi.”

Dalam beberapa hari terakhir, kedua negara telah menekankan perlunya berkomunikasi, dan melakukannya pada tingkat tinggi.

Blinken berbicara Jumat dengan Wang Yi – mantan menteri luar negeri China yang baru-baru ini dipromosikan ke peran diplomatik yang lebih senior – menurut pembacaan dari kedua negara.

Sementara Blinken mengatakan tidak pantas untuk mengunjungi Beijing pada saat “pelanggaran yang jelas terhadap kedaulatan AS dan hukum internasional,” dia akan melakukan perjalanan ke ibukota China segera setelah kondisi memungkinkan, menurut pernyataan dari juru bicara Departemen Luar Negeri AS. Harga Ned.

Namun, para analis mengatakan terlalu banyak yang telah berubah sehingga situasi dapat dengan mudah kembali ke keadaan semula sebelum insiden balon.

“Krisis Balon minggu lalu akan berdampak signifikan pada hubungan bilateral dan tentu saja opini publik AS, debat politik, dan kebijakan terhadap [China]”Roman Schweizer, direktur pelaksana untuk kedirgantaraan dan pertahanan di Cowen and Company’s Washington Research Group, mengatakan dalam sebuah laporan hari Minggu.

“Negara-negara saling memata-matai — musuh dan teman, menggunakan segala macam metode dan teknologi. Tertangkap adalah risikonya,” kata Schweizer. “Krisis Balon kemungkinan besar telah cukup mempermalukan RRT sehingga mereka akan berusaha membalas, mengubah narasi, atau, sederhananya, membuat AS terlihat buruk.”

Di pihak AS, dia memperkirakan pemerintahan Biden akan “ditekan untuk menjadi lebih keras”. Dia menunjuk pada kontrol ekspor pemerintah yang menargetkan teknologi China dan potensi batasan investasi AS di China, serta perkembangan baru dari House Select Committee on China.

Dalam kemenangan bipartisan besar pertama Ketua DPR AS Kevin McCarthy yang baru terpilih, anggota dari partai Demokrat dan Republik memberikan suara sangat banyak pada bulan Januari untuk membentuk Komite Seleksi DPR tentang Persaingan Strategis Antara AS dan Partai Komunis China.

Masih belum jelas apakah McCarthy akan mengunjungi Taiwan, seperti yang dilakukan pendahulunya pada Agustus, yang memicu kemarahan Beijing. Taiwan adalah pulau yang diperintah sendiri secara demokratis yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.

Lebih dari separuh orang Amerika setuju bahwa AS harus terus meminta politisi tingkat tinggi mengunjungi Taiwan bahkan jika itu merusak hubungan bilateral dengan China, kata Pew Research pada bulan Oktober.

“Selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak orang di AS memiliki pandangan yang tidak baik tentang China” di tengah kekhawatiran tentang kebijakan China tentang hak asasi manusia, kemitraannya dengan Rusia, dan faktor lainnya, menurut Pew Research.

Michael Hirson, kepala penelitian China di 22V Research menyimpulkan dampak peristiwa akhir pekan terhadap hubungan AS-China dalam sebuah tweet:

“Episode balon itu sekaligus menghibur sekaligus mengkhawatirkan karena itulah tahap hubungan AS-China yang telah kita masuki: absurd dan juga berbahaya.”

— Michael Bloom dan Christina Wilkie dari CNBC berkontribusi pada laporan ini.