Situs Bandar Togel Online Terpercaya bisa anda akses langsung di TOTOCC
Source : https://www.cnbc.com/2023/02/04/i-raised-2-successful-ceos-and-a-doctor-heres-my-no-1-problem-with-helicopter-parenting.html

Banyak orang tua hari ini berpikir cara terbaik untuk mendidik anak-anak adalah dengan memegang kendali penuh. Ini adalah dasar dari “pengasuhan helikopter,” gaya pengasuhan yang sangat terlibat di mana anak-anak memiliki sedikit atau tidak ada kendali atas aktivitas sehari-hari mereka.

Studi telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan orang tua helikopter yang memiliki harapan tinggi untuk prestasi akademik, atau yang bereaksi berlebihan ketika mereka melakukan kesalahan, cenderung lebih kritis terhadap diri sendiri, cemas dan rentan.

Tapi masalah terbesar saya dengan pengasuhan helikopter? Itu tidak mementingkan kebaikan dan mengubah anak-anak menjadi narsisis.

Terlalu banyak orang tua yang hanya berfokus pada kemenangan, yakin bahwa jika anak mereka tidak sempurna, mereka akan gagal dalam hidup. Dan jika anak-anak mereka gagal, mereka juga gagal. Sungguh cara berpikir yang sangat egois dan sempit.

Mengapa kebaikan penting dalam mengasuh anak

Cara mengajarkan kebaikan di usia muda

Kebaikan adalah cara hidup, dan bukan sesuatu yang Anda lakukan beberapa kali dalam setahun pada hari Natal atau Thanksgiving.

Berikut adalah tips saya untuk membesarkan anak-anak yang baik dan perhatian:

  1. Jadikan “terima kasih” sebagai ungkapan umum di rumah. Saya mengajari putri saya untuk selalu berterima kasih kepada saya, berterima kasih satu sama lain, dan berterima kasih kepada semua orang yang melakukan sesuatu untuk mereka.
  2. Bantu mereka menemukan outlet di komunitas mereka. Lihat sekeliling. Masalah apa yang membutuhkan solusi? Bagaimana anak-anak Anda dapat berpartisipasi? Mereka bisa merawat orang tua, ikut bersih-bersih lingkungan, menjadi mentor, atau membantu di dapur umum.
  3. Modelkan sendiri. Jika Anda bersyukur atas apa yang Anda miliki, anak-anak Anda juga akan demikian. Jika Anda selalu mengeluh, harapkan mereka melakukan hal yang sama.
  4. Mintalah mereka menulis ucapan terima kasih. Anak perempuan saya secara teratur menulis surat kepada kakek mereka di Polandia. Beberapa cukup sepele, tetapi mereka berbagi kehidupan dengannya: “Aku pergi ke taman hari ini dan bermain dengan temanku Jessica. Aku merindukanmu.”
  5. Buatkan mereka jurnal rasa syukur. Ini akan menyenangkan untuk dibaca bertahun-tahun kemudian. “Saya bersyukur atas kepik yang saya temukan hari ini.” “Saya senang saudara perempuan saya berbagi es krimnya.”
  6. Bermain pura-pura di rumah. Yang harus Anda lakukan adalah memberi anak Anda awal cerita, pakaian, atau mainan — dan dia akan menciptakan karakternya sendiri. Ketika anak-anak berpura-pura menjadi orang lain, mereka belajar bagaimana rasanya berada di posisi orang lain. Itu membuat mereka berpikir di luar kehidupan mereka sendiri, suatu keadaan yang diperlukan untuk memiliki empati.
  7. Perlakukan mereka dengan kebaikan ketika mereka mengacau. Kita mungkin berpikir bahwa membentak dan memukul berhasil, tetapi itu hanya menimbulkan kemarahan dan rasa bersalah. Anak-anak juga cenderung mengikuti model dan marah serta membentak ketika orang lain melakukan kesalahan.

Setiap orang perlu diperlihatkan dan diajari kebaikan agar mereka dapat memantulkannya kembali ke dunia, dan itu dimulai di rumah ketika mereka masih anak-anak. Itulah arti sebenarnya dari membesarkan orang-orang sukses dan membentuk generasi penerus.

Esther Wojcicki adalah seorang pendidik, jurnalis, dan penulis buku laris “Cara Membesarkan Orang Sukses.” Dia juga salah satu pendiri dari Tract.app dan kepala kantor pengasuhan anak di Sesh. Ikuti dia di Twitter @EstherWojcicki.

Jangan lewatkan: